Articles by "Polda Riau"
Tampilkan postingan dengan label Polda Riau. Tampilkan semua postingan
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Polda Riau menghidupkan kembali semangat Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling) 'Green Satkamling' sebagai pilar utama dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Green Satkamling mengedepankan gotong-royong untuk keamanan dan pelestarian lingkungan di masyarakat.
Peluncuran Green Satkamling ini dihadiri oleh 300 kepala Satkamling dari Pekanbaru, Pelalawan, dan Kampar, serta seluruh Forkopimda Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Mereka memakai rompi hijau dan membawa kentungan.

"Satkamling adalah upaya nyata, bagaimana tanggung jawab dan solidaritas kita semua Satkamling sebagai pilar keamanan baik di RT/RW seluruh Provinsi Riau," ujar Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, di Mapolda Riau, Pekanbaru, Kamis (11/9/2025).
Herry Heryawan mengatakan Satkamling adalah pengamanan swakarsa yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Satkamling mengedepankan tradisi gotong-royong dalam menjaga lingkungan terkecil di tingkat RT/RW.

"Pam swakarsa adalah pola pengamanan yang terus berkembang, dengan hati tulus dan ikhlas bersama-sama membuat barrier pengamanan di lingkup satkamling yang paling kecil. Kita jaga kita atau kita untuk kita," katanya.

Kapolda kemudian memperkenalkan konsep Green Satkamling, sebuah pendekatan yang mengintegrasikan keamanan sosial dengan pelestarian lingkungan. Konsep ini akan disandingkan dengan program Green Policing.

"Green Policing adalah bagaimana kita menjaga alam dan lingkungan tempat kita mencari makan, tempat kita bisa melanjutkan kehidupan kita, mendapatkan udara yang baik," jelasnya.

Dengan mengaktifkan Satkamling yang berkolaborasi dengan Green Policing, Kapolda berharap masyarakat tidak hanya menjadi penjaga keamanan dari tindak kriminal, tetapi juga dari kerusakan lingkungan.

Kapolda menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran tiga pilar, yaitu Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Ketua RT/RW. Kolaborasi erat dari ketiga pilar ini akan menjadi kunci dalam memelihara keamanan di lingkup terkecil.

Kapolda juga berencana untuk melanjutkan program pengaktifan Satkamling ini di tiga kabupaten lainnya dalam waktu dekat, dengan harapan situasi keamanan di seluruh Provinsi Riau dapat terus terjaga dengan baik.

"Hari ini kita harus senang dan bangga. Saya didampingi oleh seluruh Forkopimda Provinsi, Wali Kota, dan Forkopimda Pekanbaru, tadi membuat sebuah momentum sejarah yang baru untuk mengaktifkan keamanan, menguatkan keamanan di lingkup RT/RW," pungkasnya.

Dalam kesempatan ini, Kapolda juga mengapresiasi masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru, yang berhasil menjaga situasi tetap kondusif di tengah gejolak nasional. Ia menilai, kondisi aman ini tak lepas dari kolaborasi aktif antara masyarakat, TNI, dan Polri.
PEKANBARU  - KontrasRiau.com -
Lebih kurang sebanyak 300 anggota Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling) binaan Polresta Pekanbaru, Polres Pelalawan dan Siak, mengikuti apel Akbar Satkamling dipimpin langsung Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, yang digelar di halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru, Kamis (11/9/2025).

Apel ini turut dihadiri Wakapolda Riau, Brigjen Andrianto Jossy Kusumo, PJU Polda Riau dan Kapolres jajaran. Gubernur Riau diwakilkan Kasat Pol PP Hadi Penandio, ada juga Walikota Pekanbaru dan jajarannya.

“Apel ini menjadi momentum penguatan peran Satkamling sebagai ujung tombak keamanan lingkungan,” kata Kapolda.

Apel akbar ini ditandai dengan pemasangan rompi dan penyerahan pentungan secara simbolis oleh Kapolda kepada dua perwakilan anggota Satkamling. 

Setelah itu, salah satu perwakilan anggota Satkamling memimpin pembacaan ikrar Satkamling Green Policing yang dilakukan seluruh peserta.

Ikrar yang dibacakan seluruh anggota Satkamling mengatakan “Kami akan menjalankan tugas dengan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan Pancasila dan UUD 1945”.

Kedua “ kami akan bertugas menjunjung kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dengan disiplin dan tanggung jawab”.

Ketiga, “kami akan melindungi sesama makhluk hidup, menjaga alam, dan mengayomi masyarakat dengan dedikasi tulus demi terciptanya keamanan bersama”.

Keempat, “kami akan menganggap Satkamling sebagai bentuk ibadah, menjaga kehormatan serta warisan budaya, dengan tekad “takkan Melayu hilang di bumi”.

“Ikrar tersebut menjadi simbol tekad anggota Satkamling untuk tidak hanya menjaga keamanan lingkungan, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam,” kata Kapolda.

Dalam amanatnya, Kapolda Riau menegaskan bahwa keamanan merupakan tanggung jawab bersama dan harus dijaga secara berkelanjutan, bukan hanya saat terjadi insiden.

“Satkamling adalah bentuk nyata solidaritas dan tanggung jawab kita semua. Keamanan harus dijaga dari lingkup terkecil, dimulai dari lingkungan tempat tinggal masing-masing,” tegas Irjen Herry.

Ia juga mengapresiasi situasi kondusif di Riau, di mana penyampaian aspirasi masyarakat dapat berlangsung damai. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari peran aktif seluruh pihak, termasuk Satkamling, yang mampu menjadi penghubung antara masyarakat dan aparat keamanan.

Selain itu, Kapolda menyoroti pentingnya konsep Green Policing atau Polri Hijau. Ia menekankan bahwa Satkamling tidak hanya berfungsi menjaga keamanan warga, tetapi juga menjadi mitra strategis dalam menjaga lingkungan, seperti mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta menjaga kebersihan lingkungan.

“Kolaborasi Satkamling dengan Green Policing harus diperkuat agar Riau tetap bersih, aman, dan nyaman,” ujarnya.

Di akhir kegiatan, beberapa petugas Satkamling menampilkan keterampilan anggota Satkamling dalam menghadapi berbagai situasi darurat. 

Dipandu perwira kepolisian, mereka mempraktikkan penggunaan pentungan untuk tanda bahaya, penanganan kecelakaan lalu lintas, keributan warga, hingga tanda situasi aman.

Selain itu, Tim Respon Gangguan (RAGA) Polda Riau juga menampilkan simulasi penanganan gangguan keamanan. 

“Demonstrasi ini memperlihatkan kesiapan aparat dan warga dalam bekerja sama menjaga ketertiban di lingkungan masing-masing,” kata Kapolda.***

PEKANBARU - KontrasRiau.com - Waka Polda Riau, Brigjen Pol. Jossy Kusumo, S.H., M.Han, memimpin langsung kegiatan patroli dan bersih-bersih di sepanjang Tepian Narosa Teluk Kuantan, Kamis (21/8/2025). Kegiatan ini dilakukan guna menciptakan suasana aman, tertib, dan nyaman bagi masyarakat maupun wisatawan yang menyaksikan Festival Pacu Jalur 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Waka Polda Riau Brigjen Pol. Jossy Kusumo, S.H., M.Han., menyampaikan bahwa kegiatan patroli ini selain untuk memastikan keamanan dan ketertiban, juga bertujuan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. “Kami ingin setiap pengunjung maupun masyarakat yang hadir dapat menikmati acara dengan nyaman. Kebersihan adalah bagian dari keselamatan dan kenyamanan bersama,” ujar Brigjen Pol. Jossy Kusumo.

Patroli yang dilakukan di sepanjang tepian Narosa juga diikuti oleh Dir Samapta Polda Riau, Kombes Pol. Syahrial M. Said, S.I.K., Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol. Anom Karibianto, Kapolres Kuansing, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, S.I.K., M.H., Wadir Dit Pol Airud Polda Riau, AKBP Andi Yul L.T.G, S.H., S.I.K., M.H., Wadir Lantas Polda Riau, AKBP Budi Setiyono, S.I.K., M.H., serta Wadansat Brimob Polda Riau, AKBP M. Aries Purwanto, S.I.K., M.H.

Selama patroli, petugas juga melakukan pemungutan sampah dan menghimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Hasil pantauan menunjukkan masih adanya sampah yang berserakan di sepanjang aliran Sungai Kuantan, sehingga kegiatan kebersihan ini menjadi sangat penting untuk menjaga kenyamanan bersama.

Waka Polda Riau menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. “Kami berharap semua pihak ikut berperan menjaga kebersihan dan ketertiban, karena ini bagian dari mendukung suksesnya Festival Pacu Jalur dan menjaga kelestarian Tepian Narosa,” tambahnya.


KAB. KUANSING - KontrasRiau.com  – Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Waka Polda) Riau, Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo, memimpin langsung Apel Gelar Pasukan dalam rangka pengamanan Festival Pacu Jalur 2025 yang berlangsung di Lapangan Limuno, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, pada Selasa (19/8/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Waka Polda Riau turut didampingi Pejabat Utama Polda Riau, Kapolres Kuansing, serta unsur Forkopimda Kabupaten Kuansing. Kehadiran seluruh jajaran ini menegaskan komitmen bersama dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta kelancaran salah satu event budaya terbesar dan paling bergengsi di Riau.
“Apel ini merupakan bentuk kesiapan kita dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat maupun wisatawan yang hadir, sehingga Festival Pacu Jalur 2025 dapat berlangsung dengan lancar, tertib, dan meriah,” ujar Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo dalam arahannya.

Lebih lanjut, Waka Polda Riau menegaskan bahwa pihaknya bersama seluruh unsur pengamanan akan bekerja maksimal.
“Kami menempatkan personel pada titik-titik strategis, baik di arena pacu maupun di jalur lalu lintas sekitar lokasi, untuk memastikan kegiatan ini benar-benar aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Kami juga mengajak seluruh pihak agar ikut berpartisipasi menjaga situasi kondusif selama festival berlangsung,” tambahnya.

Sementara itu, Dirlantas Polda Riau, Kombes Pol Taufiq Lukman Nurhidayat, juga menyampaikan imbauannya.
“Dalam rangka kegiatan ini, kami mengajak seluruh pengendara, pengguna jalan, maupun para pemuka adat untuk turut mendukung penyelenggaraan Festival Pacu Jalur 2025. Patuhilah arahan petugas di lapangan agar tercipta situasi Kamtibmas yang aman serta Kamseltibcarlantas yang tertib dan lancar,” tegasnya.

Festival Pacu Jalur sendiri selalu menjadi magnet wisata budaya, tidak hanya bagi masyarakat Riau, tetapi juga menarik perhatian wisatawan nasional maupun mancanegara. Dengan kesiapan pengamanan yang maksimal, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan sukses. (***)
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Sebanyak 6.370 calon Bintara dan Tamtama Polri resmi mengikuti pendidikan pembentukan yang dimulai serentak di seluruh Sekolah Polisi Negara (SPN) dan lembaga pendidikan Polri di Indonesia. Di SPN Polda Riau sendiri, tercatat sebanyak 111 siswa didik baru yang akan menjalani proses pendidikan dan pelatihan intensif, Rabu (30/7/2025).
Pembukaan pendidikan pembentukan Bintara dan Tamtama Polri tahun anggaran 2025-2026 ini ditandai dengan upacara yang digelar di SPN Polda Riau dan dipimpin langsung oleh Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan.

Dalam sambutannya, Irjen Herry menyampaikan selamat kepada seluruh peserta yang telah dinyatakan lulus dan berhak mengikuti program pendidikan ini.

"Dalam suasana yang penuh rasa syukur, saya mengucapkan selamat atas keberhasilan saudara yang telah dinyatakan lulus dan ditetapkan menjadi peserta didik pada program pendidikan pembentukan Bintara dan Tamtama Polri. Selamat datang di lembaga pendidikan Polri, tempat saudara akan dididik dan dilatih menjadi insan Bhayangkara yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern," ujar Irjen Herry.

Irjen Herry menekankan bahwa keberhasilan yang diraih para siswa bukan hanya hasil dari ketekunan dan kerja keras pribadi, tetapi juga merupakan berkah dari Tuhan serta dukungan penuh dari orang tua dan keluarga.

"Manfaatkan kesempatan berharga ini sebaik-baiknya untuk menimba ilmu pengetahuan dan keterampilan kepolisian. Proses pendidikan akan menghadapkan kalian pada berbagai hal baru yang membutuhkan ketahanan fisik dan mental yang kuat," tegasnya.

Kapolda Riau juga menyampaikan keyakinannya bahwa dengan tekad dan semangat tinggi, para siswa akan mampu mengikuti seluruh rangkaian pendidikan dengan baik hingga nantinya siap menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Program pendidikan pembentukan Bintara dan Tamtama Polri tahun ini dilaksanakan secara serentak di 10 lembaga pendidikan di lingkungan Polri, termasuk di SPN Polda Riau yang menampung 111 peserta didik baru," pungkas Irjen Herry.
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Riau menangkap seorang pelaku pengoplosan beras berinisial RG ditokonya Jalan Sail Kecamatan Tenayam Raya Kota Pekanbaru.Pelaku ini melanggar Undang Undang Perlindungan konsumen dan dapat diganjal dengan pasal 63 ayat 1 undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimal 2 miliar rupiah, demikian disampaikan Dirkrimsus Polda Riau, Kombes Ade Kuncoro.Dalam konferensi pers Senin (29/7/2025).

Wakapolda Riau, Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo menegaskan, praktik seperti ini merusak kepercayaan masyarakat terhadap distribusi pangan dan mengancam ketahanan pangan nasional.

“Kasus ini akan terus kita kembangkan, dan Polda Riau memastikan akan menindak tegas semua pihak yang terlibat dalam distribusi pangan ilegal. Penegakan hukum akan dilakukan secara transparan dan akuntabel,” tuturnya.

Wakajati Riau, Dedie Tri Hariyadi SH, MH mengapresiasi penyidik Polda Riau atas keberhasilannya mengungkap tindak pidana beras oplosan.

“Ini merupakan bukti Polri dan Kejaksaan merespon langsung arahan dari bapak Presiden Republik Indonesia, di mana penegakan hukum ini sejalan dengan perhatian Presiden Republik Indonesia kepada Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia agar bertindak tegas dalam menjaga distribusi dan kualitas pangan nasional dan kami pastikan perjuangan dan kerja keras dari rekan-rekan penyidik Polda Riau akan kami tindaklanjuti secara tegas, demi menjaga keadilan dan perlindungan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara Dirkrimsus Polda Riau, Kombes Ade Kuncoro mengungkap perkara ini menjadi atensi Polda Riau, “kasus ini kita ungkap berdasarkan informasi yang kita peroleh dari masyarakat. Kemudian pada Kamis tanggal 24 Juli yang lalu kami melakukan penyelidikan dan melakukan pengejaran terhadap tersangka RG,” ujarnya.

Lanjut Kombes Ade, tersangka RG juga sekaligus sebagai pihak distributor oplosan. “Di TKP awal kami menemukan 79 karung beras kemasan 5 kg dengan merek SPHP dan kami juga menemukan karung beras SPHP dalam keadaan yang kosong, kemudian kami mengintrogasi tersangka dan ternyata tersangka melakukan pengoplosan beras dari pelalawan,” jelasnya.

Dijelaskan Kombes Ade beras dengan kualitas rendah dicampur dengan kualitas dan reject kemudian dimasukkan di dalam karung beras kosing merk SPHP lalu dikemas lagi dijahit kemudian dijual di tokonya termasuk juga dijual di toko-tokoh retail yang ada di wilayah Pekanbaru,” kata Kombes Ade.
PEKANBARU – KontrasRiau.com - 
Kepolisian Daerah (Polda) Riau kembali menunjukkan komitmennya dalam memberantas aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. 
Dalam kurun waktu 15 hingga 27 Mei 2025, Tim Reserse Gabungan Anti Premanisme (RAGA) berhasil mengungkap 43 kasus premanisme di wilayah hukum Polda Riau dan jajaran, dengan total 54 pelaku diamankan.

Dalam konferensi pers yang digelar hari Rabu (28/5) Kepala Biro Operasi Polda Riau Kombes Pol Ino Arianto menyampaikan bahwa operasi ini tidak hanya menitikberatkan pada penegakan hukum, tetapi juga pada upaya preventif yang terus dilakukan oleh tim di lapangan.

 “Tim RAGA tidak hanya turun untuk menangkap. Sebelum bertindak, mereka dibekali pendekatan preventif. Penegakan hukum adalah langkah terakhir atau ultimum remedium,” tegas Karo Ops di hadapan awak media dan perwakilan TNI yang turut mendukung operasi tersebut.

Berbagai jenis tindak kriminal yang dikategorikan sebagai aksi premanisme berhasil diungkap, antara lain:Pemerasan: 3 kasus, Pengancaman: 5 kasus, Pengeroyokan: 2 kasus, Penganiayaan: 10 kasus, Perbuatan tidak menyenangkan: 2 kasus dan Premanisme kendaraan bermotor: 1 kasus

Aksi-aksi premanisme ini terjadi di berbagai lokasi strategis, mulai dari pelabuhan, pusat pertokoan, hingga ruas jalan umum. Para pelaku tidak segan melakukan intimidasi, penganiayaan, hingga menghentikan kendaraan secara paksa.

" Apa yang kami lakukan adalah amanah. Terima kasih atas dukungan masyarakat. Doakan Tim RAGA terus berkembang dan tetap jadi garda terdepan melawan premanisme di bumi lancang kuning,” tutup Karo Ops.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Riau Ko turut menambahkan bahwa seluruh pelaku kini dalam proses hukum yang berjalan di berbagai Polres di Riau, termasuk di wilayah ibukota provinsi.

“Tidak boleh ada ruang bagi premanisme. Kami tegaskan jangan coba-coba menakut-nakuti masyarakat. Kami akan tindak tegas. Kami imbau, bertobatlah. Kembali ke jalan yang benar,” ujarnya dengan lantang.

Operasi ini merupakan hasil sinergi antara Polda Riau dan unsur TNI, baik dari Pom TNI AD maupun Pom TNI AU, yang turut aktif mendukung langkah pemberantasan kejahatan jalanan.

Kepolisian pun mengapresiasi peran masyarakat dan media yang terus aktif memberikan informasi sekecil apapun melalui berbagai saluran, termasuk media sosial.

PEKANBARU - KontrasRiau.com - Polda Riau menggelar pemusnahan Barang Bukti (BB) narkotika di halaman Mapolda Riau pada Rabu (28/5/2025). Pemusnahan BB narkotika tersebut berupa 119,73 kilogram sabu, 43.647 butir ekstasi, 3,87 kilogram heroin, dan 16,75 kilogram ganja.

Pemusnahan ini dihadiri Kasatpol PP Riau, Kajati Riau diwakili Kepala Sesi Narkotika Kicky Arityanto, Danrem 031 Wira Bima Brigjen Sugiyono, Penyidik Madya BNNP Riau Kombes Berliando, Kabid Penindakan Bea dan Cukai Riau Waluyo, Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru, LAM Riau diwakili Sekretaris DPH LAMR Datuk Azmi, Ketua DPD Granat Provinsi Diau Freddy Simanjuntak, para tersangka dan kuasa hukum.

Wakapolda Riau Brigjen Jossy Kusumo menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen melakukan pemberantasan narkoba sebagaimana arahan Kapolri. “Polda Riau tidak akan memberikan ruang terhadap pelaku narkoba,” ujarnya.

Sebelum dimusnahkan, Puslabfor melakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan bahwa yang dimusnahkan itu benar narkoba. Narkoba tersebut kemudian dimusnahkan dengan cara dihancurkan di dalam air bersuhu tinggi.

Direktur Reserse Narkoba Polda Riau Kombes Putu Yudha Prawira mengatakan barang bukti yang dimusnahkan antara lain 119,73 kilogram sabu, 43.647 butir ekstasi, 3,87 kilogram heroin, dan 16,75 kilogram ganja.

“Dari barang bukti ini kita berhasil menyelamatkan 790.000 jiwa dan apabila narkoba ini beredar di masyarakat memiliki nilai Rp 133 miliar,” imbuhnya.

Barang bukti tersebut disita dari total 35 tersangka yang tertangkap pada periode Maret-Mei 2025 di beberapa wilayah. Para tersangka berperan sebagai bandar hingga kurir.

Para tersangka ini dikendalikan jaringan internasional dan napi dari lapas. Narkoba tersebut rencananya akan diedarkan di wilayah Sumatera dan Jawa.

“Narkoba yang kita sita ada yang dikendalikan dari negeri seberang dan Lapas. Rencananya akan diedarkan di Riau, Medan, Palembang, Lampung, dan Pulau Jawa seperti contohnya Jawa Timur,” pungkasnya.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) jo pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana hukuman mati, pidana seumur hidup, atau penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.

PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Polda Riau menggelar upacara pembukaan Pelatihan Tim RAGA (Rabu Anti Geng dan Anarkisme) Gelombang II Tahun Anggaran 2025. Bertempat di Lapangan Upacara SPN Polda Riau. Senin, 26 Mei 2025.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusumo, SH, M.Han, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Turut hadir dalam upacara ini Para Pejabat Utama Polda Riau, serta para Kapolres Jajaran Polda Riau. Sebanyak 154 personel terpilih mengikuti pelatihan Tim RAGA gelombang kedua ini.

Dalam amanatnya, Wakapolda Riau menyampaikan apresiasi kepada para peserta pelatihan. "Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh personel yang telah terpilih. Kalian adalah yang terbaik dari yang terbaik dan siap mengikuti pelatihan ini. Jadikan semangat Melindungi Tuah dan Menjaga Marwah sebagai prinsip dalam setiap pelaksanaan tugas," ujar Brigjen Jossy.

Ia juga menekankan pentingnya keseriusan peserta dalam mengikuti pelatihan yang dibimbing oleh para instruktur berpengalaman di bidangnya.

"Tim Raga akan terus melakukan tugas-tugasnya, salah satunya dengan terjun ke lapangan dan berpatroli terutama di titik-titik rawan gangguan kamtibmas" tegas Brigjen Jossy.
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Polda Riau melaksanakan Pelatihan kehumasan dengan Tema Public Speaking dan Service Excellence untuk tingkatkan Kompetensi Personel, yang digelar di Media Center Polda Riau. Senin, 26 Mei 2025.
Acara dibuka oleh Irwasda Polda Riau Kombes Pol Prabowo Santoso, SIK, MH, dan dihadiri oleh sejumlah Pejabat Utama Polda Riau serta diikuti oleh perwakilan dari seluruh Satker Polda Riau dan Para Kasi Humas Polres Jajaran.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Biro SDM Polda Riau, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pelayanan prima bagi personel Kepolisian, sebagai bagian dari upaya penguatan profesionalisme dan citra Polri di mata publik.

Dalam sambutannya, Irwasda Polda Riau menegaskan pentingnya kesiapan mental untuk tampil di depan publik. Ia menyampaikan bahwa kemampuan public speaking yang baik merupakan cerminan dari kesiapan individu dan institusi. 

“Ketika tampil di depan publik, performa harus dijaga. Rambut harus rapi, wajah bersih. Semua ini menjadi representasi dari sikap dan profesionalitas kita sebagai anggota Polri,” tegas Irwasda Polda Riau Kombes Pol Prabowo Santoso.

Lebih lanjut, Irwasda juga menyoroti tantangan institusi Polri di era modern. Ia menyampaikan bahwa kompleksitas tugas dan ekspektasi masyarakat yang terus meningkat menuntut anggota Polri untuk menjadi agen perubahan. “Kini banyak kewenangan Polri yang mulai bergeser. Kita tidak bisa lagi terlena. Ini momentum untuk memperkuat kompetensi, termasuk dalam berkomunikasi,” ujar Irwasda.

Pelatihan ini bukan sekadar pelatihan biasa, kegiatan ini dirancang untuk membentuk personel Polri yang percaya diri, mampu menyampaikan pesan dengan jelas, serta memiliki pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai pelayanan yang bermartabat.

Sementara itu peserta pelatihan mendapatkan materi pelatihan Public Speaking and Service Excellence dari trainer Ibu Linda Lestari, seorang pengajar komunikasi profesional yang telah berpengalaman luas di bidang public speaking dan pengembangan pelayanan publik. 

Ibu Linda menyampaikan materi secara interaktif dan aplikatif, membimbing para peserta untuk lebih percaya diri saat berbicara di depan umum serta memahami esensi pelayanan yang berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Public Speaking dan Pelayanan Prima adalah dua keterampilan penting yang sangat relevan di era profesional saat ini. Kemampuan berbicara di depan umum dengan percaya diri serta memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan dalam berbagai bidang pekerjaan.

Selama pelatihan, peserta mendapatkan berbagai teknik dan strategi dalam berkomunikasi efektif, mengelola audiens, hingga membangun empati dalam pelayanan. Ibu Linda juga menekankan pentingnya komunikasi yang beretika dan berwibawa dalam setiap interaksi antara anggota Polri dan masyarakat.

Dengan terlaksananya pelatihan ini, Polda Riau berharap dapat membentuk personel yang tidak hanya handal secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang kuat serta sikap pelayanan yang unggul dan humanis.
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Dalam rangka memperkuat implementasi keterbukaan informasi di lingkungan Kepolisian Daerah Riau, Bidang Humas Polda Riau menggelar kegiatan bertajuk “Peningkatan Kemampuan Pejabat PPID Satker dan Jajaran Polda Riau serta Optimalisasi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi”. Bertempat di Media Center Polda Riau. Rabu, 21 Mei 2025.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto, SIK dan dihadiri oleh Kasubdit Penmas AKBP Rudi A.Samosir, Kasubdit Multimedia AKBP Vera Taurensia, SS, MH, serta pejabat PPID Satker Polda serta diikuti juga melalui zoom meeting oleh Para Kasi Humas Polres Jajaran Polda Riau. 
Hadir pula sebagai narasumber Ketua Komisi Informasi Provinsi Riau, Bapak Tatang Ardiansyah, SH.I, serta Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi, Bapak H. Asril Darma, S.Si., M.I.Kom., C.Med., SP., Ap.

Dalam sambutannya, Kabid Humas Polda Riau menekankan pentingnya peran PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) sebagai garda terdepan dalam menjamin akses informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Ia juga menyampaikan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan salah satu pilar penting dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, transparan, dan akuntabel.

"Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta memiliki persepsi yang sama serta pemahaman mendalam terhadap regulasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sehingga mampu menjalankan SOP pelayanan informasi secara tepat dan terstruktur," ujar Kombes Anom.

Dalam paparannya Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi, H. Asril Darma, S.Si., M.I.Kom., C.Med., SP., Ap., menyampaikan bahwa profesionalisme dan kesiapan infrastruktur PPID di kepolisian patut dijadikan contoh. “Sarana dan prasarana di PPID kepolisian, baik di tingkat Polda maupun Polres, sudah sangat lengkap. Bahkan hingga ke tingkat Polsek, sudah tersedia petugas Humas,” ujar Asril Darma.

Ia membandingkan kondisi saat masih aktif sebagai jurnalis di Polda Riau, di mana pada saat itu fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas. Kini, dengan hadirnya media sosial dan platform digital lainnya, pelayanan informasi menjadi semakin cepat dan transparan. Namun, ia mengingatkan bahwa respons cepat terhadap masyarakat, termasuk melalui pesan langsung di media sosial, menjadi bagian penting dari pelayanan prima.

“Jangan sampai ada masyarakat yang mengirim DM tapi tidak ditanggapi. Ini bisa mencoreng citra pelayanan publik,” tambah Asril.

Menurutnya, kecepatan dan kejelasan informasi menjadi cerminan komitmen kepolisian dalam melayani masyarakat.

Selain itu, Asril menekankan bahwa tugas PPID bukan sekadar menyebarluaskan informasi, namun juga membangun sistem dokumentasi informasi publik yang taat SOP. Aspek anggaran dan sumber daya manusia juga harus menjadi perhatian serius agar PPID bisa bekerja secara optimal.

Sementara itu, Ketua Komisi Informasi Provinsi Riau, Tatang Yudiansyah, SH.I, menegaskan pentingnya prosedur yang tepat dalam pengajuan permohonan informasi publik. Ia menyebut bahwa setiap permohonan harus melalui jalur resmi, yakni PPID di instansi yang bersangkutan.

“Kalau masyarakat ingin informasi dari Polres Kuansing, maka ajukan ke PPID Polres Kuansing, bukan ke instansi lain,” tegas Tatang.

Ia juga menjelaskan bahwa meskipun terdapat fleksibilitas dalam struktur PPID, semua pengelolaan informasi harus tetap terpusat melalui PPID Humas. Permohonan informasi mengenai hal-hal teknis seperti perkara pidana atau narkoba sekalipun, harus tetap masuk melalui jalur PPID, bukan langsung ke direktorat teknis.

Tatang menekankan pentingnya edukasi internal agar setiap satuan kerja memahami prosedur dan tidak mengabaikan permintaan informasi hanya karena dianggap sensitif. “Semua permintaan harus dilayani sesuai aturan,” kata Tatang Yudiansyah.

Menutup pernyataannya, Tatang berharap agar seluruh jajaran Polda dan Polres menganggarkan pembiayaan khusus untuk mendukung kerja-kerja PPID, seiring dengan kebijakan pusat yang mendorong keterbukaan informasi publik sebagai bentuk akuntabilitas institusi.
SIAK - KontrasRiau.com - 
25 April 2025 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) beserta Menteri Kehutanan RI secara resmi membuka Jambore Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2025 yang diselenggarakan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau serta akan diikuti oleh sekitar 2.000 peserta dari berbagai instansi dan elemen masyarakat. Dalam amanatnya pada upacara pembukaan, Kapolri menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Riau dan seluruh Forkopimda atas komitmen dan kerja sama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla yang berkelanjutan.

Kapolri menyatakan bahwa Indonesia memiliki kawasan hutan seluas 95,5 juta hektar, menjadikannya sebagai negara dengan hutan terluas kedelapan di dunia. Namun kekayaan alam ini tidak lepas dari tantangan serius, salah satunya adalah Karhutla yang terus menjadi ancaman setiap tahun.

"Sepanjang tahun 2024, luas lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 376 ribu hektar. Khusus di Provinsi Riau, tercatat 11 ribu hektar lahan terbakar, menempatkan wilayah ini pada peringkat ke-11 nasional," ujar Kapolri.

Dampak kebakaran hutan tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menimbulkan kabut asap yang mengganggu kesehatan masyarakat, serta berdampak lintas provinsi bahkan lintas negara. Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla sejak 1 April hingga 30 November 2025.

Kapolri menekankan pentingnya upaya mitigasi terpadu yang melibatkan seluruh komponen bangsa. Polri, bersama instansi terkait, terus melakukan edukasi, sosialisasi, patroli, pembuatan sekat kanal dan embung, serta pemantauan titik panas melalui aplikasi Lancang Kuning. Di sisi lain, penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan tetap dilakukan secara tegas sebagai ultimum remedium, guna memberikan efek jera.

Mengusung semangat program Green Policing yang dicanangkan oleh Polda Riau, Kapolri mendorong kolaborasi serta sinergi dari seluruh unsur pemerintah, swasta, akademisi, tokoh adat, LSM hingga generasi muda untuk melindungi alam. Kegiatan Jambore Karhutla 2025 juga menjadi momentum penting untuk menanamkan kesadaran kolektif menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

"Mari kita jadikan momentum ini sebagai langkah nyata dalam memperkuat komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan, sebagai modal utama dalam menggapai visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045," pesan Kapolri pada Upacara Pembukaan Kegiatan Jambore Karhutla Riau Tahun 2025.
SIAK - KontrasRiau.com - 
Kapolri memimpin pembukaan Jambore Karhutla Riau 2025 hari Jumat 25 April 2025. Kegiatan yang dihadiri oleh Menteri Kehutanan RI, Perwakilan berbagai Kementerian , Forkopimda Provinsi Riau, dan lebih dari 2.000 pemuda ini dilaksanakan sebagai langkah antisipatif menjelang musim kemarau yang akan mulai terjadi di Riau pada awal Mei hingga Juli 2025.

"Kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta menerapkan strategi yang efektif dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla" ungkap Listyo Sigit Prabowo.
Pada kegiatan yang dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim, Kab. Siak tersebut, Kapolri juga menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. "Pemuda adalah ujung tombak untuk membangun kesadaran kolektif yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian lingkungan".

Jambore Karhutla Riau 2025 ini akan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu sejak 25 s.d 27 April 2025, dan diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta dari organisasi Pramuka, OSIS, Sispala, PMI, Karang Taruna, para pemuda Riau. 
Pada kegiatan ini, akan dilaksanakan Talkshow dengan 10 Narasumber Nasional maupun Daerah, tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif generasi muda dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), digelar sebuah acara bertajuk "Fun Games Jambore Karhutla"

SPN Polda Riau menggelar kegiatan Fun Games Jambore Karhutla Riau Tahun 2025 yang bertempat di Bumi Perkemahan Tahura Sultan Syarif Hasyim, Minas Jaya, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Sabtu, 26 April 2025
Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WIB dan dipimpin oleh Ka SPN Polda Riau Kombes Indra Duaman, SIK, serta dihadiri oleh Ka Korsis, personil SPN Polda Riau serta seluruh peserta Jambore Karhutla Riau 2025.

Fun Games ini merupakan bagian dari upaya pembinaan mental dan fisik personel, sekaligus membangun kekompakan dan kerja sama tim dalam rangka mendukung kesiapsiagaan menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Riau.

Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para pemuda tentang dampak buruk karhutla dan bagaimana cara untuk mencegahnya. Melalui berbagai permainan yang seru dan interaktif, peserta diajak untuk belajar sambil bermain mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan keberlanjutan alam.

Dalam kegiatan ini, peserta terlibat dalam serangkaian tantangan yang menguji pengetahuan dan keterampilan mereka seputar pencegahan kebakaran hutan. Beberapa permainan yang digelar antara lain lomba penanggulangan kebakaran dengan peralatan sederhana, kuis tentang penyebab kebakaran hutan, hingga simulasi pencegahan kebakaran yang melibatkan kerjasama tim.

Selain itu, kegiatan ini memberikan wawasan mengenai langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan oleh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meminimalkan risiko karhutla. Para peserta diberikan pemahaman tentang pentingnya konservasi alam serta peran mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto, SIK, mengatakan "Melalui kegiatan ini, kami berharap pemuda dapat lebih peduli dan berperan aktif dalam menjaga hutan dan lahan agar terhindar dari kebakaran yang dapat merusak alam dan kehidupan masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa mencegah karhutla bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua," ujar Kombes Anom.

Selain memberikan edukasi, Jambore Karhutla juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar pemuda yang memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan.

"Diharapkan kesadaran mengenai pencegahan karhutla dapat semakin berkembang, serta tercipta generasi muda yang lebih peduli terhadap kelestarian alam demi masa depan yang lebih baik" ujar Kabid Humas Polda Riau.
PEKANBARU - KontrasRiau.com -
Suasana hangat dan sarat nuansa budaya Melayu terasa kental di Rumah Singgah Tuan Kadi Jalan Perdagangan Kelurahan Kampung Bandar Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. Sabtu malam, (19/4/2025)

Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, SIK, MH, M.Hum., turut memeriahkan Festival Kreatif Budaya Melayu yang menampilkan lomba berbalas pantun bertema Kelestarian Alam dan Karhutla. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pesta rakyat menjelang agenda besar Jambore Karhutla akhir bulan ini.
Turut hadir dalam acara tersebut Pejabat Utama Polda Riau, Kapolresta Pekanbaru, Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, Pj. Sekda, Kepala Dinas, serta perwakilan komunitas pemuda. 

Kehadiran Kapolda Riau bersama jajaran menegaskan komitmen kuat Polri dalam mendukung pelestarian budaya lokal, sekaligus mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan.
Dalam sambutannya, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika SIK, menekankan bahwa kegiatan ini menjadi ajang edukasi sekaligus seruan kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah, guna menjaga citra Indonesia di mata dunia. Ia juga menyampaikan bahwa Kapolda Riau berkomitmen untuk mengangkat seluruh unsur budaya lokal, termasuk budaya Tionghoa, dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Walikota Pekanbaru Agung Nugroho, turut memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolda Riau atas inisiatif dan kolaborasi lintas sektor yang telah terjalin. Ia juga melaporkan sejumlah capaian positif, seperti terbentuknya zona hijau bebas sampah di Jalan Sudirman, sebagai bukti nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat.

Acara kemudian dilanjutkan dengan lomba pantun, pertunjukan musik orkestra bersama Hafis, tarian kreasi Marhum Pekan, hingga pemberian hadiah kepada para pemenang. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman, tertib, dan disambut dengan antusias oleh masyarakat yang hadir.

Festival ini tidak hanya menjadi wadah pelestarian budaya, tetapi juga simbol kuat sinergi antara Pemerintah, Kepolisian, dan masyarakat dalam mewujudkan Pekanbaru yang bersih, berbudaya, dan membanggakan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sebelumnya Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan bersama Walikota Pekanbaru Agung Nugroho, telah menggagas upaya untuk menghidupkan kembali fungsi Rumah Singgah Tuan Kadi sebagai destinasi wisata budaya sekaligus pusat edukasi lingkungan. Rumah bersejarah ini kini dijadikan ruang dialog masyarakat dan sarana penyuluhan tentang pelestarian lingkungan, khususnya dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Rumah Singgah Tuan Kadi merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Pekanbaru. Dahulu, rumah ini menjadi tempat singgah Sultan Siak setiap kali berkunjung ke wilayah Senapelan atau Pekanbaru.

"Budaya Melayu adalah identitas Provinsi Riau yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda. Rumah Singgah Tuan Kadi adalah warisan sejarah yang harus kita rawat untuk anak cucu bangsa," ujar Irjen Pol Herry Heryawan. 

Kapolda Riau mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya dan menjaga lingkungan. Di Rumah Singgah Tuan Kadi ini, akan terus menghadirkan edukasi tentang pentingnya menjaga hutan dan lahan dari ancaman karhutla.
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Dalam upaya menghadirkan pemolisian yang adaptif terhadap tantangan zaman dan krisis lingkungan, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan memaparkan konsep Green Policing sebagai pendekatan strategis dan humanis dalam menjaga ketertiban sosial dan keberlanjutan lingkungan hidup.

“Konsep ini tidak hanya menjawab kebutuhan lokal Provinsi Riau yang kerap dihadapkan pada persoalan deforestasi, karhutla, dan konflik pengelolaan sumber daya alam, namun juga merumuskan arah baru pemolisian di Riau yang lebih inklusif, preventif, dan berbasis nilai-nilai keberlanjutan,” ujar Irjen Herry saat memperkenalkan konsep Green Policing di Universitas Islam Riau, Kamis (17-4-2025).
Irjen Herry memaparkan, Green Policing dibangun di atas fondasi ilm iah yang kuat, pertama dari sisi Ontologi. Menurut lulusan Akpol 1996 ini, secara ontologis, Green Policing adalah pendekatan pemolisia yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup, sebagai bagian dari menjaga keteraturan sosial dan peradaban.

Kedua, Green Policing adalah jawaban atas tantangan zaman seperti krisis lingkungan, perubahan iklim, karhutla, hingga patologi sosial berbasis ekonomi dan ekologi. 

Ketiga, Green Policing adalah upaya untuk mengimplementasikan Polri yang Presisi, mampu prediktif terhadap perkembangan zaman, Responsibel terhadap lingkungan, dan Transparansi hukum berkeadilan. 

“Green Policing menjadi solusi atas tantangan zaman yang memerlukan kehadiran aparat negara yang responsif terhadap lingkungan, prediktif terhadap ancaman ekologi, dan transparan dalam pengambilan keputusan hukum,” tegas Kapolda.

Masih menurut Kapolda Riau, dari sisi epistemologi, pendekatan ini dibangun di atas tiga kerangka utama, Value Reference, yakni komitmen pada nilai-nilai universal, termasuk hak asasi manusia, keberlanjutan, dan keadilan ekologis. Kemudian, organisasi, perlunya kebijakan kelembagaan Polri yang efektif dalam merespons isu lingkungan. Lalu Complexity, Green Policing harus mampu menghadapi kompleksitas masalah sosial-ekologis dengan adaptasi dan respon yang tepat.

“Dengan demikian, Green Policing menuntut penguasaan pengetahuan yang dinamis, kolaboratif, dan lintas sektoral,” kata Irjen Herry.

Versi Irjen Herry, dari aspek aksiologis, Green Policing hadir sebagai metode pemolisian yang bertujuan memberi manfaat konkret kepada masyarakat dan lingkungan, termasuk, penanganan karhutla dan mafia lingkungan, penindakan pencemaran udara, air, dan tanah, penyelesaian konflik lahan dan pengelolaan sumber daya alam, pencegahan monopoli pangan dan spekulasi harga, responsif terhadap isu kesehatan masyarakat, penanganan gangguan keteraturan (patology social), dan penegakan hukum yang berorientasi pada keadilan ekologis.

“Green Policing juga menggunakan pendekatan rekayasa sosial (social engineering) untuk membentuk kesadaran kolektif masyarakat agar aktif menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.

Masih menurut Kapolda Riau, Polri Presisi dan Green Policing menyatu dalam praktik nyata di Provinsi Riau. Pasalnya, Green Policing adalah implementasi konkret dari semangat Polri yang PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) dalam konteks pemolisian modern yang sadar lingkungan. 

Dalam hal ini, Prediktif, mengandalkan pemetaan risiko lingkungan berbasis data dan intelijen. Responsibilitas, mengutamakan intervensi humanis dan bertanggung jawab terhadap masyarakat serta lingkungan. Lalu Transparansi dan Keadilan, mewujudkan keterbukaan serta keadilan hukum dalam menangani kejahatan lingkungan.

Selain itu, pilar-pilar utama Green Policing mencakup, penguatan kemitraan pentahelix (pemerintah, swasta, media, akademisi, LSM, tokoh adat), literasi dan kampanye media lingkungan, integrasi teknologi dan E-Policing dalam pemantauan ekosistem, peningkatan SDM Polri yang profesional dan berwawasan lingkungan, dan penegakan hukum ekologis secara berkeadilan dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, eks Stafsus Mendagri Bidang Hukum dan Keamanan ini menyampaikan, Green Policing muncul sebagai konsep yang adaptif dan relevan untuk Provinsi Riau. Green Policing menawarkan pendekatan yang menekankan keberlanjutan lingkungan di tengah tantangan deforestasi, kebakaran hutan, dan kompleksitas kejahatan lingkungan yang tinggi di Riau.

Green Policing tidak hanya melengkapi aspek positif dari model-model sebelumnya, seperti keterlibatan masyarakat dan pemecahan masalah tetapi juga menambahkan dimensi perlindungan lingkungan yang sangat krusial di era perubahan iklim dan tekanan global terhadap sumber daya alam. 

“Polisi bukan hanya penjaga hukum, tapi juga penjaga kehidupan, penjaga hutan, udara, air, dan ruang hidup manusia. Kita ingin menjadikan Riau sebagai simbol keteraturan dan kemanusiaan dalam konteks keberlanjutan lingkungan,” imbuh Kapolda. []
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Dalam upaya membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), serta memperkuat sinergi lintas sektor dalam pencegahan dan penanganannya, digelar kegiatan Karhutla Fun Run 2025 secara serentak 12 Kab/Kota se-Provinsi Riau. Minggu 13 April 2025 

Untuk wilayah Kota Pekanbaru, kegiatan dilaksanakan (start & finish) di Jalan Gajah Mada Pekanbaru. Ribuan peserta dari berbagai kalangan memeriahkan event ini.
Kegiatan ini menggabungkan olahraga, edukasi, dan kampanye lingkungan dalam satu gerakan kolaboratif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Kapolda Riau Irjen Pol Dr. Herry Heryawan, SIK, MH, M.Hum, menyampaikan "Kita melakukan upaya pencegahan di awal dan mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai lingkungan sendiri. Event ini memiliki tagline 'Melindungi Tuah Menjaga Marwah'. Untuk itu tuah ini harus kita jaga dengan marwah yaitu identitas kita, dan sadar akan menjaga lingkungan," kata Irjen Pol Dr Herry Heryawan. 
Dia menjelaskan, acara Karhutla Fun Run 5K ini sudah di hak patenkan dan hanya digelar di Polda dan Pemprov Riau. 

"Ini agenda rutin setiap tahunnya dan diikuti 20 ribu peserta. Kita sudah berkoordinasi dengan kementerian hukum bahwa kegiatan ini adalah hak ciptanya Pemprov dan Polda Riau. Dalam waktu dekat kita akan memperoleh sertifikat bahwa agenda Karhutla Fun Run dan Jambore Karhutla adalah produk Provinsi Riau," ungkapnya. 

Kapolda Riau berharap, acara ini dapat merubah stigma negatif baik nasional maupun internasional terkait penanganan karhutla selama ini di Riau. "Stigma negatif, Riau biasanya kebakaran dan kita akan rubah dan itu mmbutuhkan kolaborasi seluruh stakeholder," pungkasnya.

Tujuan utama dari Karhutla Fun Run adalah untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan Karhutla, menyampaikan pesan pentingnya menjaga hutan dan lahan sebagai aset berharga daerah, serta memperkuat pendekatan humanis dan edukatif dalam penanganan Karhutla di Riau. Kegiatan ini juga menjadi sarana membangun sinergi antara TNI-Polri, pemerintah, Manggala Agni, komunitas, dunia usaha, serta kalangan pelajar dan mahasiswa.

Mengusung filosofi “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah”, kegiatan ini menekankan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bentuk menjaga keberkahan alam Riau yang dikenal dengan hutan, gambut, dan keanekaragaman hayatinya (tuah) dan menjaga kehormatan serta identitas masyarakat (marwah). Filosofi ini menjadi pijakan moral bahwa Karhutla bukan hanya ancaman ekologis, tetapi juga kerusakan terhadap marwah dan martabat daerah di mata bangsa dan dunia.

Sebagai bagian dari strategi edukatif, Karhutla Fun Run juga melibatkan pelajar dan generasi muda sebagai agen perubahan. Melalui media kreatif seperti kaos bertema, banner interaktif, booth informasi, dan pembagian leaflet, pesan-pesan lingkungan disampaikan dengan pendekatan yang menarik dan mudah dipahami. Kampanye ini juga diperluas ke ranah digital melalui platform media sosial Polri, untuk menjangkau audiens yang lebih luas, khususnya kalangan muda.

Lebih dari sekadar acara lari bersama, kegiatan ini bertujuan mendorong budaya early warning dalam mendeteksi dan melaporkan potensi Karhutla sejak dini, serta mengajak masyarakat membentuk komunitas peduli lingkungan di lingkungan masing-masing.

Dalam jangka panjang, diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya sadar dan cinta lingkungan, serta membangun pola pikir bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga alam. Masyarakat Riau diharapkan tidak hanya menjadi objek penanganan Karhutla, tetapi juga menjadi bagian dari solusi untuk mewujudkan Provinsi Riau yang bebas Karhutla secara berkelanjutan.
PEKANBARU - KontrasRiau.com - 
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Kepolisian Daerah (Polda) Riau akan menggelar kegiatan *Karhutla Fun Run 2025* secara serentak di 12 kabupaten dan kota se-Provinsi Riau pada hari Minggu, tanggal 13 April 2025, dimulai pukul 05.30 WIB.

Untuk wilayah Kota Pekanbaru, kegiatan ini akan dimulai dan berakhir (start & finish) di Jalan Gajah Mada Pekanbaru. Ribuan peserta dari berbagai kalangan diperkirakan akan memeriahkan event ini.
Polda Riau mengajak seluruh masyarakat untuk turut berpartisipasi dan meramaikan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian bersama dalam mencegah karhutla di Bumi Lancang Kuning. Ayo berlari sambil peduli, sehatnya dapat, hadiahnya juga menarik!

Kabid Humas Polda Riau saat jumpa Pers mengatakan "Karhutla Fun Run ini merupakan inisiasi Kapolda dan Gubernur Riau, dengan tujuan membangun kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh lapisan masyarakat. Isu lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama," ujar Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto, SIK,
Kegiatan ini menjadi bagian dari langkah preventif dan edukatif Polda Riau dalam menanggulangi potensi kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di wilayah Riau, khususnya saat musim kemarau. Ribuan peserta dari berbagai kalangan masyarakat, instansi pemerintah, pelajar, dan komunitas lari diperkirakan akan ambil bagian dalam event ini.

Karhutla Fun Run 2025 bukan hanya menjadi ajang olahraga, namun juga sarana kampanye bersama untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak buruk dari karhutla. Kegiatan ini sekaligus mempererat sinergi antara Kepolisian dan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.

Fun Run dengan jarak tempuh 5 kilometer ini terbuka untuk umum, dengan total peserta 12 Kab/Kota se-Provinsi Riau, yang telah mendaftar mencapai 14.756 orang. Namun, masyarakat yang belum sempat mendaftar juga diperbolehkan untuk mendaftar langsung saat pelaksanaan di masing-masing daerah.

Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Riau M.Taufik O.H. mengatakan "kita juga bisa sama-sama mengedukasi masyarakat untuk bisa lebih sadar, lebih paham, lebih peka, dan mengambil sikap mencintai lingkungan, melakukan proses-proses penangkalan terhadap kebakaran, khususnya di hutan dan lahan-lahan kosong," Ujar Sekda Provinsi Riau

Kombes Anom menambahkan, lebih dari sekadar olahraga, kegiatan ini diharapkan menjadi ajang kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla.

"Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan turut serta dalam upaya pencegahan karhutla. Edukasi, kolaborasi, dan aksi nyata adalah kunci keberhasilan kita bersama," ujar Kabid Humas Polda Riau.

Pencegahan Karhutla bukan hanya tugas pemerintah, namun merupakan tanggung jawab bersama. Dengan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan partisipasi aktif masyarakat, kita dapat bersama-sama menjaga alam dan mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan lestari bagi generasi mendatang.

Dengan semangat sehat, peduli, dan bersatu, Karhutla Fun Run 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran kolektif menjaga bumi Lancang Kuning dari ancaman kabut asap.

Kegiatan ini GRATIS dan terbuka untuk umum! Ajak keluarga, teman, dan komunitasmu untuk ikut meramaikan acara yang penuh semangat dan kepedulian terhadap lingkungan ini.

Yuk, meriahkan Karhutla Fun Run 2025, lari sambil peduli lingkungan, bersama Polda Riau!

Jaga hutan kita, cegah karhutla, untuk Riau yang lebih sehat dan bebas asap!


#melindungi alam menjaga kebersamaan
#melindungi tuah menjaga kebersamaan
#takkan melayu hilang di bumi
KAMPAR - KontrasRiau.com - 
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan bersama Gubernur Riau Abdul Wahid melaksanakan kunjungan silaturahmi dengan Ustaz Abdul Somad di Rumah Omak Yayasan Pesantren Hj. Rohana, Kampar, Riau, pada Rabu (9/4/2025). 

Menurut Irjen Herry, kunjungannya ke Ustaz Abdul Somad merupakan bagian dari upaya memperkuat sinergitas antara ulama dan umara dalam rangka menjaga kondusivitas, mempererat ukhuwah islamiyah, serta membangun semangat kebersamaan.
"Hal ini demi terwujudnya Kamtibmas yang aman dan sejuk di wilayah hukum Polda Riau," ungkap Kapolda.

Kehadiran para pejabat daerah ini disambut hangat oleh UAS yang memperkenalkan suasana akrab dengan pantun khasnya, hal tersebut menambah keakraban antara tokoh agama dan pemimpin daerah. 

Suasana kekeluargaan pun terasa dalam setiap interaksi yang terjadi di antara mereka.

Bahkan, Kapolda dan UAS sempat berbalas pantun, hal tersebut sontak membuat suasana menjadi hangat dan ceria.
"Kalau pergi ke Indramayu jangan lupa beli Klepon. Kalau memang orang Melayu jangan pantun sambil nengok handphone," canda UAS kepada Kapolda.

Kapolda pun berbalas pantun, "Jalan-jalan ke Kota Kuansing, jangan lupa membawa Selasi. Terima kasih atas makan siang, cukup sekian dan Terima kasih," ucap Irjen Herry membalasa pantun UAS.

"Kalau toh ke Tembilahan, pergi mencari daun pacar. Insya Allah sudah tiga bulan, pantunnya bisa lancar," imbuh UAS lagi yang disambut gelak tawa hadirin yang hadir. 

Dalam momen penuh keakraban itu, UAS juga sempat memberikan cindera mata berupa buku karyanya yang telah ditandatangani dan kopiah merah yany biasa dipakai UAS kepada Gubernur Wahid dan Kapolda Riau. Selain itu, UAS juga membagikan buku zikir doa sebagai buah tangan bagi para tamu yang hadir.
DUMAI - KontrasRiau.com - 
Ketua Yayasan Tumbuh sekaligus founder dari Tumbuh Institute, Rocky Gerung menghadiri prosesi penanaman pohon yang diinisiasi oleh Polda Riau, Kamis (27/3/2025).

Penanaman pohon yang digagas langsung oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan ini mengambil tema ‘Melindungi Tuah Menjaga Marwah’.
Menurut Irjen Herry, menamam pohon bukan sekadar menanam kehidupan, tetapi juga menjaga kelestarian alam, melindungi tuah negeri, dan merawat Marwah budaya. “Dengan langkah kecil ini, kita berharap Riau semakin hijau, sejuk, dan lestari,” ujar Irjen Herry sesaat sebelum melakukan aksi tanam bibit pohon di Dumai.
 
Selain untuk penghijauan, aksi penanaman pohon kali ini juga berangkat dari rapat dengan Kemenkopolkam yang meminta wilayahi Riau untuk mulai siaga dengan pergantian musim dari penghujan ke kemarau. Hal ini lantaran saat musim kemarau potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) cukup tinggi di wilayah Riau. 

Selain merugikan masyarakat dan mengganggu kesehatan karena kabut asap, sering kali Karhutla yang gagal ditangani menjadi problem negara tetangga, khususnya Malaysia dan Singapura yang secara geografis berdekatan dengan Provinsi Riau.

“Kegiatan ini menyadarkan kita untuk siaga supaya ke depan tidak ada lagi ekspor asap ke negara tetangga sehingga membuat citra negara kita tercoreng di mata internasional,” jelas Kapolda.

Sementara itu, Gubernur Riau Abdul Wahid mengatakan, aksi penanaman bibit pohon hari ini diharapkan juga menjadi momen menghidupkan bibit-bibit yang baru terhadap kecintaan masyarakat terhadap Provinsi Riau. 

“Memang di Sumatera ini, Riau, Jambi, dan Palembang menjadi wilayah yang rawan dengan bencana Karhutla. KIta tidak mau bencana di tahun-tahun lalu terulang kembali hingga siang pun tidak ada sinar matahari karena tertutup kabut asap,” ujar Gubernur Abdul.

Gubernur berharap, masyarakat dapat memanahi dan berkomitmen bersama dengan seluruh stakeholder terkait untuk bersatu padu mencegah bencana Karhutla kembali terjadi di Negeri Lancang Kuning Riau dan aksi tanam pohon ini bisa membuat Riau makin hijau dan asri.

Senada dengan Kapolda dan Gubernur, Founder Tumbuh Institute Rocky Gerung juga berharap aksi tanam pohon kali ini dapat membawa berkah bagi Provinsi Riau.

“Semua hal yang kita tumbuhkan dari hati nurani ini akan menjadi berkah pada manusia yang bahkan mereka tidak paham tentang etika lingkungan akhirnya mengerti bahwa hanya dengan menanam kita bisa memuliakan bumi,” ujar Rocky.

Rocky menilai, Dumai sebagai lokasi yang dipilih untuk aksi tanam pohon kali ini adalah tempat yang sangat mulia untuk memulai suatu percakapan tentang lingkungan karena Dumai langsung berbatasan dengan mereka yang kesal dengan Indonesia karena bencana Karhutla.

Dengan aksi tanam pohon bertema ‘Melindungi Tuah Menjaga Marwah’ ia berharap setelah ini tidak ada lagi produksi kabut asap dari Dumai, ke depan kita produksi akal sehat dari Dumai. 

Versi Rocky, menanam adalah merawat oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk tidak selesai dengan hanya menanam, bahkan bila dirasa perlu, masyarakat diberikan insentif untuk ikut menanam dan merawat pohon hingga bertumbuh hingga manfaat dari tumbuhnya pohon tersebut dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

“Kita harus bisa pastikan apa yang kita tanam itu bertumbuh dan kewadahannya itu sampai ke langit,” demikian Rocky Gerung. []