Jakarta – Kontrasriau.com – Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman mendapat kehormatan menjadi salah seorang pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata 2017 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (30/03/2017).
Rakornas yang dipimpin langsung Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dihadiri sejumlah menteri, seperti Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek.
Gubri Andi dalam paparannya mengakui bahwa selama ini masyarakat lebih mengenal Riau sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA) terutama migas. Tapi masyarakat luas juga harus tahu bahwa Riau sebenarnya juga punya banyak destinasi wisata yang menarik. Seperti Gelombang Bono di Sungai Kampar, Pelalawan yang disebut-sebut memiliki gelombang yang dahsyat dan menjadi tempat surfing paling menarik di dunia karena adanya di sungai bukan di laut.
Riau juga punya iven wisata Pacu Jalur di Kuansing yang sudah berumur ratusan tahun dan selalu disaksikan oleh ratusan ribu orang. Iven ini bahkan sudah digelar sejak zaman penjajahan Belanda dan sudah jadi tradisi bagi masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan.
Ritual Bakar Tongkang di Rohil dan Cianchui atau perang air di Selatpanjang, Meranti adalah dua iven wisata yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat khususnya kalangan Tionghoa yang datang dari berbagai negara.
Tour de Siak di Siak Sriindrapura dan Gema Muharram di Inhil juga telah menarik minat banyak orang untuk datang menyaksikannya. Masih ada Istana Siak yang hingga kini masih berdiri megah dan terawat dengan baik serta Candi Muara Takus di Kampar yang umurnya bahkan lebih tua dari Candi Borobudur.
Riau juga dikaruniai alam dengan puluhan air terjun yang tersebar di berbagai kabupaten di Riau. Salah satunya Air Terjun Lubuk Bigau di Kampar yang bahkan tertinggi di Sumatera. Riau juga punya Pantai Rupat di Bengkalis dan Pantai Solop di Inhil yang cukup indah. “Ternyata alam Riau juga luar biasa indahnya. Sayangnya memang aksesibilitas masih terkendala. Itulah sebabnya kita sangat berharap dukungan dari Pemerintah Pusat, terutama Kemenpar. Alhamdulillah sejauh ini Pak Menpar sangat men-support kita,” ulas Gubri.
Gubri yang akrab disapa Andi Rachman itu juga menyebut bahwa Riau dikaruniai empat sungai besar dimana sepanjang sungai-sungai itu menyimpan banyak kekayaan budaya. “Itu sebabnya, dalam dua tahun terakhir ini Riau sangat serius mengembangkan pariwisata berbasis budaya,” ucapnya lagi.
Gubri berharap semakin banyak wisatawan yang tertarik datang ke Riau dan semakin besar dukungan dari Pemerintah Pusat khususnya Kemenpar RI. “Apalagi pemerintah sudah menargetkan 15 ribu wisman untuk tahun 2017 dan 20 ribu wisman pada tahun 2019,” tandasnya.
Menpar Arief Yahya kepada pers mengaku bahwa pihaknya sangat mendukung upaya Pemprov Riau mengembangkan sektor pariwisata. Masa keemasan Riau sebagai daerah penghasil migas sudah lewat dan tak akan terulang lagi. “Sebelum kolaps lakukanlah upaya-upaya agar Riau terus berkembang. Harga migas turun terus, begitu juga produksi migas di Riau. Pilihan Riau untuk mengembangkan sektor pariwisata sudah sangat tepat dan kita akan dukung,” tegasnya.

Seperti diketahui, Menpar sudah menetapkan wisata Gelombang Bono sebagai destinasi berkelas dunia dan menetapkan kawasan Bono sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.
Ke depan, berbagai fasilitas pendukung akan dibangun, termasuk akses jalan dari Pekanbaru ke kawasan Bono yang akan dituntaskan tahun 2017 ini.
Di tempat yang sama, pembicara lain yakni Dirut PT Angkasa Pura II Awaluddin dan Dirut Perum Air Nav Novie Riyanto mendukung pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru. Panjang runway SSK II yang sudah mencapai 2600 meter harus segara digunakan seluruhnya agar SSK II bisa digunakan atau didarati oleh pesawat berbadan besar.
Hadir mendampingi Gubri, Kadis Pariwisata Provinsi Riau Fahmizal Usman dan Kabag Humas Erisman Yahya. *** (Adv)