Maret 2021

CARITA(BANTEN) – KontrasRiau.com – Dirbinmas Polda Banten Kombes Pol Riki Yanuarfi, S.H., M.Si hadiri pembukaan rapat koordinasi terkait peningkatkan kemampuan Polsus Perhutani KPH Banten.

Turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut ialah Marda selaku Kepala Kecamatan Carita, Nurrohman. STP.Mp selaku Administratur Perhutani KPH Banten, AKBP. Tri Laksono Kasubdit Satpam/Polsus, Staff dan Posmil Carita, Iptu. Pipih Iwan. S.H Kapolsek Carita, Staff jajaran Binmas Polres Pandeglang, Staff Jajaran Satpam/Polsus Ditbinmas Polda Banten, Staff dan Anggota Polsus Perhutani KPH Banten.

Saat ditemui, Dirbinmas Polda Banten Kombes Pol Riki Yanuarfi, S.H., M.Si mengatakan tujuan rakor tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota Polsus dalam menjaga kelestarian Hutan di Provinsi Banten.

“Hari ini saya menghadiri rapat koordinasi bersama Perhutani KPH Banten,” kata Riki Yanuarfi di Pantai Carita Perhutani KPH Banten. Selasa, (09/03/2021).

“Dimana rakor ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota Polsus Perhutani dalam menjaga kelestarian Hutan di Provinsi Banten,” lanjut Riki Yanuarfi.

Riki Yanuarfi juga berharap dengan dilaksanakannya rakor tersebut diharapkan dapat mencegah deteksi dini ancaman yang terjadi di dalam hutan.

“Melalui rakor ini, saya berharap anggota Polsus Perhutani nantinya mampu mendeteksi segala ancaman yang terjadi di dalam lingkungan hutan, khususnya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Banten,” harap Riki Yanuarfi.

Tidak lupa, di rakor tersebut Riki Yanuarfi juga menghimbau kepada seluruh peserta agar selalu mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.

“Dan tidak lupa tadi saya juga mengajak kepada seluruh anggota Polsus Perhutani KPH Banten agar selalu mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari penularan Covid-19 ini,” ucap Riki Yanuarfi.

“Selalu menerapkan 5M, Memakai Masker, Mencuci Tangan dengan sabun, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas,” tutup Riki Yanuarfi.

Sementara itu ditempat yang terpisah, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi juga menjelaskan dengan mematuhi protokol kesehatan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di wilayah hukum Polda Banten.

“Dengan menerapkan protokol kesehatan kita turut andil dalam membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia khususnya di wilayah hukum Polda Banten,” ucap Edy Sumardi. (Bidhumas)


 

SERANG(BANTEN) – KontrasRiau.com – Kepolisian Daerah (Polda) Banten dan jajaran siap – siaga mengantisipasi terjadinya bencana alam di saat musim penghujan saat ini. Pasukan Brimob, Sabhara, dan jajaran Polres-polres disiagakan untuk itu.

“Semua jajaran siap mengantisipasi dan membantu warga saat bencana terjadi,” kata Kapolda Banten Irjen Pol. Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroho, S.H., M.H. dalam siaran pers Bidang Humasnya usai “zooming meeting” terpusat Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Nasional, Kamis (4/3).

Di lain sisi, Kapolda mengatakan, selain itu dibutuhkan kepedulian dan tindakan konkret dari semua pemangku kepentingan termasuk dari masyarakat sendiri.

Menurutnya, penanggulangan bencana adalah urusan bersama. Itu sebabnya, pada tataran instansi Pemerintah di Banten, senantiasa melakukan rakor penanggulangan bencana di tingkat Provinsi Banten.

“Sebab, penanggulangan bencana memang tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan melibatkan segenap komponen, baik pada pra, saat dan pascabencana,” ujar mantan Kepala Divisi Hukum Polri itu.

Polda Banten sendiri telah menyiagakan khususnya pasukan Brimob dan Sabhara dengan segala perlengkapan kebencanaan. Inspeksi kesiagaan pun dilakukan, di samping rutin melakukan simulasi penganggulangan bencana.

Dalam acara di Ruang Video Conferensi (RVC) Mapolda Banten, Rudy mengikuti secara “zooming” bersama para pejabat utamanya (PJU) antara lain Dikrimum, Kombes Pol. Martri Sonny S.I.K.,M.H, Dirsamapta Kombes Pol. Noerwiyanto, S.I.K. dan Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Mandalawangi, Kombes Pol. Noffan Widyayoko S.I.K.,M.A.

Rakornas langsung dari istana tersebut mendengarkan pidato Presiden Joko Widodo. Hadir langsung dalam “zooming meeting” dari Istana itu Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo. Sementara, di daerah-daerah hadir secara virtual Gubernur, Bupati/ Wali Kota, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), selain diikuti para Kapolda.

Secara terpisah pengamat budaya, Suryadi, M.Si mengingatkan, kerusakan lingkungan hutan di Banten dapat dirasakan penduduk lewat dampak yang ditimbulkannya setiap tahun, setiap kali datang hujan dengan curah tinggi. Di Banten, sangat menyolok terjadi di wilayah Kabupaten Lebak, Pandeglang, Tangerang, dan Kota Cilegon.

Ada baiknya, lanjut Suryadi, semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat, belajar kepada kearifan dan nilai-nilai kesetempatan (lokalitas). Di daerah ini sudah lama hidup kearifan tanpa bisa terusik oleh mereka yang mengklaim modern.

“Coba lihat, apakah daerah yang dihuni oleh warga Baduy Dalam dan Baduy Luar di Kenekes itu, pernah mengalami bencana alam saat hujan tinggi? Kenapa? Mereka memang butuh alam lingkungan hidup, tapi mereka tidak merusak?” kata pendiri Pusat Studi Komunikasi Kepolisian (PUSKOMPOL) itu.

Khusus di daerah Lebak yang rawan banjir dan longsor, Suryadi mengimbau, baik Pemda maupun Pemerintah Pusat tidak terjebak pada tindakan sekadar terus-terusan menertibkan para petambang emas liar.

Ia meminta agar dana-dana yang tersedia di Kementerian KLH dan Pemda diarahkan untuk melatih sehingga mereka dapat beralih ke profesi lain. “Kalau tidak, ya kucing-kucingan terus. Hari ini diamankan, nanti kalau bencana sudah berlalu, mereka balik lagi jadi petambang liar,” urai Suryadi.

*Banten Rawan Bencana*
Pada pertengahan November 2020, Kepala BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana kepada media mengatakan, Kabupaten Lebak dan Pandeglang menjadi daerah rawan terjadinya bencana alam di akhir tahun.

“Lebak dan Pandeglang itu (rawan) longsor, banjir, gempa bumi, tsunami. Karena memang wilayah selatan masuk ‘ring of fire’,” kata Nana kepada media (Kamis, (12/11/2020).

Banten Selatan, Ia menggambarkan, memiliki kondisi geografi perbukitan, pegunungan, dan terdapat lereng rawan terjadinya longsor akibat curah hujan tinggi. “Memang labil dan harus diwaspadai,” ujar Nana.

Selain Lebak dan Pandeglang, wilayah lain di Banten juga berpotensi terjadi bencana banjir genangan, baik dari curah hujan tinggi maupun air kiriman. Wilayah rawan banjir genangan yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Cilegon dan Serang.

Sementara itu, sepekan jelang akhir Januari 2021, BPBD Kabupaten Lebak mengingatkan agar, masyarakat meningkatkan kewaspadaan bencana banjir dan tanah longsor. “Ini untuk menghindari jatuhnya korban akibat bencana alam,” kata Plh Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama (Minggu, 24/1/2021).

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak hujan berpeluang Januari sampai Februari 2021 sehingga berpotensi terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Tapi, saat ini sudah Maret, ternyata hujan masih terus-menerus terjadi.

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk daerah langganan banjir dan longsor jika cuaca buruk yang ditandai oleh hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir. Pengalaman, banjir bandang dan tanah longsor awal 2020 pada enam kecamatan di Kabupaten Lebak mengakibatkan sembilan korban jiwa dan ribuan warga mengungsi.

Selain itu juga puluhan infrastuktur dan ratusan rumah warga hilang dan rusak berat akibat bencana alam tersebut. “Kami minta warga agar waspada jika curah hujan lebat dengan intensitas tinggi, terlebih malam hingga dinihari,” ujarnya menjelaskan.

Menurut Febby, daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak tersebar di 12 kecamatan dan tanah longsor di 16 kecamatan. Daerah rawan tersebut dengan topografi perbukitan, pegunungan dan aliran sungai.

Menurutnya, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam, jumlahnya ribuan kepala keluarga. Untuk menghindari korban berjatuhan, ia mengimbau, sebaiknya warga mengungsi ke tempat yang lebih aman jika curah hujan meningkat.

*Tiga Langkah*
Presiden Joko Widodo mengingatkan, Indonesia adalah termasuk dalam 35 negara paling bencana di dunia. Kunci utama dalam mengurangi risiko tersebut, lanjut Presiden, adalah pencegahan dan mitigasi bencana. Akan tetapi, bukan berarti aspek lain dalam manajemen kebencanaan menjadi tidak diperhatikan.

“Kita harus mempersiapkan diri dengan antisipasi yang betul-betul terencana dengan baik, detail. Jangan sampai kita hanya bersifat reaktif saat bencana terjadi,” tegas Presiden seraya minya perhatian pada tiga hal penting:
Pertama, tidak hanya sibuk membuat aturan. Perhatikan pelaksanaan di lapangan terutama aspek pengendalian dan penegakan standar-standar. Misalnya, yang berkaitan dengan gempa; standar bangunan tahan gempa, fasilitas umum dan fasilitas sosial. Juga, agar segera lakukan koreksi dan penguatan apabila ditemukan ketidaksesuaian di lapangan dengan standar-standar yang ada.
Kedua, kebijakan untuk mengurangi risiko bencana harus terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dan tidak boleh ada ego sektoral ataupun ego daerah.
Ketiga, pentingnya manajemen tanggap darurat serta kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan cepat. Untuk itu, jajaran terkait harus terus memperbaiki hal tersebut.

Sementara itu, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, BNPB mencatat dalam rentang waktu satu tahun sejak Februari 2020, sedikitnya ada 3.253 kejadian bencana di Indonesia.

Setiap hari, lanjut Doni, setidaknya ada sembilan kali kejadian bencana meliputi gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung. (Bidhumas)


 

KOTA SERANG(BANTEN) – KontrasRiau.com – Dalam rangka mengimplementasikan commander wish Kapolda Banten yaitu Rukun Ulama Umaro, Kabidkum Polda Banten Kombes Pol Drs. Achmad Yudi Suwarso,SH.MH kunjungi Tokoh Agama H. Matin Syarkowi Ketua NU Kota Serang yang juga Pimpinan Ponpes Al Fataniah yang beralamat di kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang, Kamis (04/03/2021).

Kedatangan Kabidkum Polda Banten Kombes Pol Drs. Achmad Yudi Suwarso disambut langsung oleh H. Matin Syarkowi.

“Seperti diketahui, kegiatan Rukun Ulama dan Umaro adalah program prioritas Kapolda Banten yang ke 2 dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi antara Polri dengan Ulama,” kata Achmad Yudi saat ditemui di lokasi.

Achmad Yudi juga mengatakan bahwa rukun ulama umaro ini sangat penting untuk dilakukan.

“Ya, tujuan kami adalah untuk mempererat jalinan silaturahmi antara ulama dan umaro guna mewujudkan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Hukum Polda Banten,” ujar Achmad Yudi.

“Pelaksanaan kegiatan rukun Ulama-Umaro seperti sekarang ini diharapkan dapat menjadi penyemangat spiritual dalam meningkatkan kebersamaan dan sinergitas antara kalangan ulama dan Polri yang harus terus dijaga dan ditingkatkan demi keberhasilan pembangunan Provinsi Banten dimasa yang akan datang,” lanjut Achmad Yudi.

Dengan kunjungan silaturahmi ini Achmad Yudi berharap komunikasi Polri dengan Ulama selalu baik, serta meminta doa agar Polri mampu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

“Saya memohon doa dan dukungannya dari para Ulama agar Polda Banten dapat terus memelihara situasi kamtibmas yang mantap, dan berharap agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, dan masyarakat Banten dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,” tutur Achmad Yudi. (Bidhumas)

Sementara itu, H. Matin Syarkowi juga mengatakan bahwa dalam kunjungan ini saling bertukar pikiran terkait perkembangan orrganisasi-organisasi masyarakat yang bersifat radikal.

“Intinya kami sangat mendukung Polri dalam menjaga Kamtibmas, khususnya di wilayah hukum Polda Banten dan siap bersinergi dengan Polda Banten dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Banten,” tutupnya. (Bidhumas).